Skip to main content

Dinamika Kependudukan Indonesia

 

Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara berjumlah penduduk terbesar di dunia. Jumlah atau kuantitas ini bersifat dinamis, artinya akan terus bertambah atau berkurang seiring dengan terjadinya peristiwa seperti kelahiran, kematian, serta penduduk yang datang dan pergi dari suatu daerah. Keadaan ini membuat Indonesia memiliki potensi besar pada Sumber Daya Manusia (SDM) nya jika bisa meningkatkan kualitasnya dengan baik sehingga dapat memberikan kontribusi untuk pembangunan nasional.

1. Kuantitas Penduduk

         Kuantitas Penduduk adalah kepadatan penduduk yang menempati seluruh wilayah Indonesia yang meliputi jumlah, pertumbuhan, susunan, kepadatan, dan persebarannya (brainly.co.id).

a.    Jumlah Penduduk

Untuk diketahui, pada tahun 2019 Indonesia menempati urutan keempat negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat. Berikut tabelnya:

Tabel 1.1 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar di Dunia Tahun 2019

Peringkat

Negara

Jumlah Penduduk (Jiwa)

1

Tiongkok

1.433.783.686

2

India

1.366.417.754

3

Amerika Serikat

329.064.917

4

Indonesia

270.625.568

5

Pakistan

216.565.318

Sumber: https://population.un.org/wpp/, diakses 21 Januari 2020

b.    Pertumbuhan Penduduk

Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu disebut laju pertumbuhan penduduk. Informasi laju pertumbuhan penduduk berguna untuk memproyeksikan jumlah penduduk untuk masa depan. Proyeksi tersebut dipakai sebagai dasar penyusunan kebijakan secara tepat. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan penduduk, diantaranya:

1)   Kelahiran

Kelahiran disebut juga natalitas atau fertilitas. Peristiwa kelahiran ini menambah jumlah penduduk di suatu daerah. Sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar, pemerintah telah melakukan upaya untuk menekan laju pertumbuhan tersebut. Seperti pada masa Orde Baru, pemerintah Indonesia gencar mengampanyekan gerakan keluarga berencana (KB). Selain itu, pemerintah juga mempunyai kebijakan tentang undang-undang perkawinan, yang berisi tentang membatasi usia nikah bagi perempuan dan laki-laki yaitu minimal berusia 19 tahun. Kebijakan ini diharapkan dapat menghambat laju pertumbuhan penduduk karena angka kelahiran berkurang. Meskipun pada lapangan sebenarnya masih banyak kasus pernikahan di bawah umur yang terjadi di luar kendali pemerintah.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kelahiran dalam suatu penduduk, yaitu pendidikan dan pola pikir perempuan terhadap pilihannya untuk memiliki atau menunda untuk memiliki anak dan pola pikir masyarakat dalam memandang anak sebagai rezeki atau beban.

2)   Kematian

Kematian disebut juga mortalitas. Beberapa faktor yang memengaruhi jumlah kematian adalah tingkat kesehatan yangmemadai mampu mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat serta kecukupan pangan dan gizi bagi masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan penduduk.

Angka kematian berhubungan dengan angka harapan hidup (AAH). Jika angka harapan hidup penduduk rendah, maka tingkat kematian penduduk cenderung tinggi. Kondisi tersebut berkaitan dengan tingkat kesehatan penduduk usia lanjut.

3)   Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk. Kedatangan penduduk ke suatu daerah disebut migrasi masuk yang menambah jumlah penduduk, sedangkan kepergian penduduk dari suatu daerah disebut migrasi keluar yang mengurangi jumlah penduduk di suatu daerah.

Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut:

a)      Lapangan kerja sangat terbatas dan rata-rata upahnya rendah.

b)      Terjadi bencana alam yang mengharuskan penduduk pindah.

c)       Fasilitas umum kurang memadai, misalnya sarana kesehatan dan pendidikan.

d)      Ketidakstabilan keamanan, konflik, atau peperangan.

 

Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain juga dipengaruhi adanya faktor penarik. Faktor penarik migrasi berasal dari daerah tujuan. Faktor penarik migrasi sebagai berikut:

a)      Jenis pekerjaan yang tersedia beragam

b)      Fasilitas umum lebih memadai dan sesuai kebutuhan penduduk

c)       Kesempatan meningkatkan taraf hidup lebih besar

d)      Adanya kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

c.    Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk menunjukkan pengelompokkan penduduk pada suatu wilayah dengan kriteria tertentu. Data jumlah penduduk sangat penting bagi landasan kebijakan kependudukan. Data ini berguna untuk mengetahui karakteristik penduduk di suatu daerah serta untuk mengetahui masalah kependudukan yang ada pada daerah tersebut.

1)   Komposisi Penduduk berdasarkan Usia

Berdasarkan siklus kehidupan atau usia, penduduk dikelompokkan menjadi penduduk usia produktif dan non produktif. Penduduk usia produktif berusia 15-64 tahun yang masih mampu bekerja dengan optimal dan mandiri. Sedangkan usia non produktif berada pada usia >64 tahun yang belum atau sudah tidak mampu bekerja secara optimal.

Data komposisi penduduk menurut kelompok usia dapat digunakan untuk menghitung angka beban ketergantungan (dependency ratio). Angka beban ketergantungan adalah perbandingan penduduk usia produktif terhadap penduduk usia non produktif. Angka beban tanggungan dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut:


P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)

 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka beban ketergantungan di Indonesia periode 2014-2018 mengalami penurunan. Pada 2018 angka beban ketergantungan Indonesia sebesar 48,23%. Artinya, setiap 100 orang penduduk produktif di Indonesia harus menanggung 48,23% penduduk yang tidak produktif.

2)   Komposisi Penduduk berdasarkan Usia dan Jenis kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin umumnya disajikan dalam bentuk tabel. Meskipun demikian, data ini juga dapat disajikan melalui piramida penduduk. Menurut Mantra (2003) piramida penduduk memiliki tiga bentuk sebagai berikut:

a)      Komposisi Penduduk Muda (Ekspansif)

Piramida penduduk ekspansif berbentuk menyerupai kerucut. Piramida ini dicirikan dengan jumlah penduduk usia muda sangat besar, sedangkan penduduk usia tua sedikit. Angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk relatif tinggi. Komposisi penduduk muda umumnya dijumpai di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, dan India.

b)      Komposisi Penduduk Dewasa (Statisioner)

Bentuk piramida penduduk dewasa menyerupai batu nisan. Komposisi penduduk statisioner memiliki jumlah penduduk usia muda dan usia dewasa yang relatif seimbang. Tingkat kelahiran dan kematian relatif rendah. Pertumbuhan penduduknya pun relatif rendah. Beberapa negara maju mempunyai komposisi penduduk dewasa seperti Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.

c)       Komposisi Penduduk Tua (Konstruktif)

Bentuk pramida ini menyerupai guci terbalik. Komposisi penduduk tua bercirikan jumlah penduduk terkonsentrasi pada kelompok dewasa. Angka kelahiran dan kematian cenderung rendah. Pertumbuhan penduduk relatif tetap, bahkan mendekati nol. Pada beberapa negara pertumbuhan penduduknya menunjukkan angka negatif, artinya jumlah penduduk dari tahun ke tahun senantiasa berkurang. Beberapa negara yang berada pada fase ini yaitu Swedia, Jerman, dan Belgia.

Amatilah perbandingan jenis-jenis piramida penduduk di bawah ini:

 

   

Dari piramida tersebut kita bisa mengetahui nilai rasio jenis kelamin (sex ratio). Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan. Rumusnya adalah sebagai berikut:


Keterangan:
SR = Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)
Pl = Jumlah Penduduk Laki-laki
Pp = Jumlah Penduduk Perempuan
 

Sebagai contoh, jumlah penduduk di kota A sejumlah 4.202.029 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebesar 2.349.563 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 1.852.466 jiwa. Berdasarkan data tersebut, angka rasio jenis kelamin sebesar 126,8 dibulatkan menjadi 127. Angka ini menunjukkan terdapat 127 laki-laki diantara 100 penduduk perempuan.

d.    Persebaran Penduduk


Persebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan masalah terhadap pembangunan nasional. Kepadatan penduduk yang tinggi di suatu daerah disbanding daerah lainnya menyebabkan ketidakmerataan pembangunan. Meskipun demikian, upaya pembangunan infrastruktur dan pengembangan SDM senantiasa dilakukan oleh pemerintah. Program transmigrasi juga dilakukan untuk menghindari pemusatan penduduk di suatu wilayah. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah lain yang masih jarang penduduknya. Perpindahan ini bersifat lintas pulau, dan dapat dilakukan dengan keinginan sendiri atau diprogramkan oleh pemerintah.

Penduduk di Indonesia umumnya terkonsentrasi di kota-kota besar. Kondisi ini didukung oleh fasilitas lengkap; lapangan kerja lebih luas; serta menjadi pusat kegiatan pemerintah, tekonologi, dan pendidikan di kota besar. Faktor-faktor tersebut mendorong tingginya laju urbanisasi sehingga lahan pemukiman di perkotaan makin sempit dan rawan permasalahan sosial.

2. Kualitas Penduduk

a.    Indikator Kualitas Penduduk

Indikator kualitas penduduk dapat diketahui dari nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kita dapat mengetahui kualitas penduduk melalui sisi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

1)      Pendidikan

Kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari berbagai indicator, salah satunya angka partisipasi sekolah. Semakin banyak masyarakat yang mendapat akses pendidikan serta fasilitas yang memadai, maka dapat dikatakan kualitas pendidikannya meningkat. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusi (SDM).

2)      Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor utama yang memengaruhi tingkat produktivitas penduduk sekaligus faktor penentu kualitas penduduk. Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari angka kematian bayi dan usia harapan hidup.  Kasus kematian bayi menjadi salah satu indikator rendahnya kualitas kesehatan. Usia harapan hidup dipengaruhi pola hidup sehat dan fasilitas kesehatan. Adanya pola hidup sehat dan fasilitas kesehatan memadai dapat meningkatkan usia harapan hidup masyarakat.  

3)      Perekonomian

Kondisi ekonomi penduduk dapat dilihat dari kemampuan daya belinya, yang menunjukkan kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, kondisi perekonomian penduduk dapat dilihat dari jumlah konsumsinya. Penduduk yang mampu mengakses kebutuhan hidup dengan baik, kualitas hidupnya lebih terjamin. Kebutuhan hidup tersebut khususnya meliputi kebutuhan hidup pokok. Kemampuan daya beli atau purchasing power parity (PPP) digunakan dalam perhitungan IPM.

b.    Upaya Peningkatan Kualitas Penduduk

Kualitas penduduk atau Sumber Daya Manusia (SDM) dapat diperbaiki dengan cara berikut:

1)      Meningkatkan karakter dengan menjaga kepatuhan terhadap ajaran kehidupan dalam masyarakat.

2)      Meningkatkan akses dan fasilitas pendidikan, misalnya dengan pemberian beasiswa bagi pelajar berprestasi, adanya bantuan operasional sekolah (BOS), dan program wajib belajar dua belas tahun.

3)      Meningkatkan kualitas kesehatan dengan perbaikan pelayanan dan infrastruktur kesehatan.

4)      Meningkatkan kesejahteraan melalui pemberian layanan sosial, asuransi, dan perlindungan masyarakat miskin.

5)      Mendorong perluasan kesempatan kerja melalui revitalisasi pertanian serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

3. Keragaman Budaya Indonesia

                Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa yang masing-masingnya memiliki kekhasan budaya. Bahasa daerah, pakaian adat, rumah tradisional, hingga senjata tradisional menjadi bagian kekayaan budaya bangsa Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk 2010, Indonesia mempunyai 300 kelompok etnik dan 1.340 suku bangsa.

Seiring dengan perkembangan masyarakatnya, budaya pun turut mengalami dinamika. Perkembangan budaya dapat dimaknai sebagai proses bertambahnya ragam kebudayaan dalam masyarakat.

a.    Rumah Adat

Perkembangan kehidupan manusia salah satunya terlihat dari rumah yang dihuninya. Pada zaman dahulu masyarakat Indonesia masih membangun rumah adat untuk hunian dan melakukan ritual adat. Saat ini bangunan rumah lebih beragam dan modern. Bahan yang digunakan pun turut mengalami perubahan, dari yang biasanya dibangun dari papan, bamboo, atau daun, menjadi batu bata, batu alam, dan beton.

Bentuk rumah adat Indonesia dibuat dengan menyesuaikan kondisi geografis setempat.  Contohnya yaitu rumah adat Batak yang beratap curam. Bentuk ini menyesuaikan daerahnya yang bercurah hujan tinggi.

Sumber: polarumah.com 

b.    Pakaian Adat dan Senjata Tradisional

Pakaian adat umumnya dikenakan pada acara adat, misalnya kematian, perkawinan, kelahiran, dan kegiatan ritual dari setiap suku bangsa. Seiring dengan perkembangan zaman, pakaian adat mengalami modifikasi. Namun demikian makna filosofi pakaian adat tetap dipertahankan sehingga kelestariannya tetap terjaga.

Begitu pula dengan senjata tradisional yang memiliki nilai filosofinya sendiri, misalnya rencong dari Aceh. Rencong dapat digunakan oleh laki-laki dan perempuan. Senjata tradisional ini diselipkan di pinggang sebagai penanda egalitarianisme dan ketinggian martabat. Senjata tradisional menjadi simbol pertahanan diri, keberanian, kepahlawanan, ketika melawan kolonialisme.

c.    Kesenian Daerah

Wujud kebudayaan pada masyarakat Indonesia antara lain berupa seni sastra, seni tari, seni musik, dan seni rupa. Dalam bidang sastra, Indonesia mempunyai berbagai bahasa daerah sebagai alat komunikasi. Selain itu, seni sastra mencakup cerita atau dongeng rakyat. Cerita ini berkembang turun-temurun sebagai bentuk kearifan lokal.

d.    Keragaman Bahasa

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jenis bahasa daerah di Indonesia mencapai sekiranya 2.500 bahasa. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat jumlah suku bangsa Indonesia. Namun seiring dengan bertambahnya waktu, jumlah bahasa ini kian menurun akibat menurunnya penggunaan bahasa tersebut atau tidak dibiasakannya masyarakat adat setempat dalam menggunakan bahasa leluhurnya.

Comments

Popular posts from this blog

Pemahaman Ruang di Indonesia melalui Peta

Apa itu peta? Pernahkah kamu melihat peta? Istilah peta berasal dari bahasa Yunani yaitu mappa yang artinya taplak atau kain penutup meja. Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu. Skala menunjukkan perbandingan ukuran objek sesungguhnya dengan ukuran objek di peta. Skala menunjukkan angka pengecilan ukuran objek sebenarnya hingga dapat digambarkan pada kertas/ bidang datar. Singkatnya, untuk menggambar permukaan bumi yang sangat luas membutuhkan bidang yang sangat luas juga, untuk itu digunakan skala untuk memproyeksikan wilayah permukaan bumi tersebut dalam ukuran yang lebih kecil sehingga gambar tersebut menjadi jelas dan terperinci. Seiring dengan perkembangan zaman, peta dibuat tidak hanya langsung pada bidang datar saja (peta konvensional) tetapi juga pada computer atau smartphone (peta digital). Agar peta dapat digunakan sesuai fungsinya, peta harus memenuhi persyaratan tertentu, diantaranya yaitu: 1.      .   Mengg

Pengaruh Interaksi Antarruang terhadap kehidupan di Indonesia

  Pengaruh Interaksi Antarruang terhadap kehidupan di Indonesia Interaksi yang dilakukan oleh manusia identic dengan perpindahan. Perpindahan ini bersifat material dan nonmaterial. Perpindahan material dapat terjadi dalam jarak dekat, contohnya seperti ketika kamu pergi ke sekolah dan bertemu teman-teman. Perpindahan juga dpaat terjadi antardaerah, antarpulau, bahkan antarnegara. Sedangkan perpindahan nonmaterial contohnya adalah arus informasi, seperti berita yang berkembang di masyarakat yang berkembang dari satu daerah ke daerah lainnya. 1.        Perkembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Pusat pertumbuhan merupakan titik temu dari banyaknya kepentingan untuk pemenuhan kebutuhan, baik barang maupun jasa. Seperti contohnya pasar yang merupakan pusat perdagangan bagi masyarakat sekitar. Semakin banyak masyarakat yang datang ke pasar untuk melakukan transaksi jual beli, maka terjadilah interaksi yang intensif antara penjual dan pembeli, maka akan semakin berkembang pula pasar atau pus